ADANU – Kasus pencurian kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) lewat barcode menimpa seorang warga Kota Jambi. Ia dibuat meradang sekaligus tak habis pikir, setelah mengetahui barcode atau QR Code miliknya dipakai orang lain untuk mengisi BBM subsidi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
“Kejadiannya malam tadi. Sudah antre panjang mau ngisi solar, eh pas giliran, petugas bilang kuota BBM saya sudah habis. Padahal seminggu ini saya belum isi sama sekali. Kaget dan kesal sekali,” ungkap Niki, warga Kelurahan Tanjung Pinang, Sabtu (20/9/25) malam.
Barcode yang seharusnya menjadi identitas unik konsumen, justru mudah ditiru dan dikloning, membuat warga kehilangan haknya atas BBM subsidi.
Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Jambi, Ibnu Kholdun, menilai kasus ini bukan hal sepele. Meski belum menerima laporan resmi, ia yakin banyak warga mengalami kerugian serupa.
“Ini alarm keras bagi Pertamina. QR Code harus diperkuat agar tidak bisa disalin seenaknya. Kalau sistemnya lemah, masyarakatlah yang jadi korban,” tegas Ibnu.
Discussion about this post