ADANU – Tidak Banyak yang tahu kalau mega proyek Jalan Tol Trans sumatera (JTTS) di Jambi bakal jadi penghubung tiga provinsi yang ada di pulau sumatera, dimana saat ini pembangunan jalan tol itu terus dikebut.
Selain menghubungkan tiga Provinsi di Sumatera sekaligus, pembangunan jalan tol itu juga bakal memperkuat mobilitas di wilayah tersebut, jalan tol yang masih dalam tahap pembangunan tersebut dinilai mampu memangkas waktu perjalanan hingga 4 jam jika sudah tuntas secara menyeluruh.
Diketahui, Hutama Karya telah membangun Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang ±1.030 km, termasuk dengan jalan tol dukungan konstruksi.
Yang kemudian terbagi untuk ruas tol Konstruksi 230 km dan 800 km ruas tol Operasi.
Adapun ruas yang telah beroperasi secara penuh diantaranya yakni
Tol Bakauheni – Terbanggi Besar sepanjang 140 km.
Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung 189 km.
Tol Palembang – Indralaya 22 km.
Tol Medan-Binjai 17 km.
Tol Pekanbaru – Dumai 132 km.
Tol Sigli Banda Aceh 49 km
Tol Binjai – Langsa Seksi Binjai – Tanjung Pura 38 km
Tol Bengkulu – Taba Penanjung 17 km,
Tol Pekanbaru – Bangkinang 31 km.
Tol Bangkinang – XIII Koto Kampar 25 km Tol Indralaya – Prabumulih -64 km.
Tol Indrapura – Kisaran 48 km.
Tol Tebing Tinggi – Indrapura 28,5 km jalan tol ini dikelola oleh INA dan HMW.
Saat ini, demi menandai penugasan oleh Pemerintah, PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) telah berhasil JTTS sepanjang 960 km.
Komitmen melanjutkan pembangunan infrastruktur nasional ini semakin nyata dengan dimulainya pembangunan dua ruas JTTS Tahap II.
Kedua ruas tersebut meliputi Jalan Tol Betung (Sp. Sekayu) – Tempino – Jambi Seksi 1A (Betung – Tungkal Jaya) dengan panjang 30,7 km, dan Seksi 4 (Interchange (IC) Tempino – IC Ness) sepanjang 18,5 km.
Dengan bertambahnya dua ruas konstruksi ini maka urgensi pengembangan jalan tol ini akan mendukung terkoneksinya ruas-ruas backbone.
Terutama yang mengarahkan dari Sumatra Selatan menuju Riau hingga Jambi sehingga mampu koneksikan 3 provinsi sekaligus yang akan memperkuat arus mobilitas baru.
Pembangunan tol ini juga mendukung keberlanjutan Tahap II yang telah terlebih dahulu dimulai melalui Pembangunan Junction Pekanbaru – Bypass Pekanbaru pada akhir tahun 2023 lalu.
Pembangunan JTTS Tahap II pada kedua proyek ini telah dimulai sejak akhir Juni 2024.
Dengan progres yang mampu diraih saat ini, proyek ini ditargetkan rampung pada pertengahan tahun 2025.
Kendati demikian, target tersebut dapat dicapai apabila dalam masa konstruksinya tidak mengalami hambatan dalam proses pengadaan lahan.
Hingga akhir Juli 2024, progres konstruksi Jalan Tol Seksi 1A Betung -Tungkal Jaya sebesar 2,31% dengan progres pengadaan lahan mencapai 19,88%.
Pada periode yang sama, progres fisik Jalan Tol Seksi 4 IC Tempino – IC Ness mencapai 13,4% dengan progres pengadaan lahan sebesar 98,02%.
Menurut rencana struktur dan fasilitasnya, Jalan Tol Seksi 1A Betung – Tungkal Jaya akan dilengkapi dengan 2 Underpass, 9 Overpass, 2 Box Traf ic, 52 Box Culvert, serta 1 Interchange.
Kemudian untuk Jalan Tol Seksi 4 IC Tempino – IC Ness akan dilengkapi dengan 6 Underpass, 5 Overpass, 3 Box Traf ic, 36 Box Culvert, dan 1 Interchange dengan fasilitas pelayanan mencakup 1 pasang TIP tipe A dan 1 gerbang tol (IC Ness).
Pembangunan Gunakan Teknologi Building Information Modelling
Hutama Karya menerapkan pendekatan digital construction dalam pembangunannya seperti penerapan teknologi Building Information Modelling (BIM), yang meliputi pembuatan gambar kerja dan proses asistensi yang dilakukan secara digital antar stakeholder yang bertujuan akan mempercepat alur koordinasi.
Metode ini juga akan mengoptomalkan dan mengurangi waste pekerjaan konstruksi. Penggunaan Lidar, Fotogrametri, serta dashboard berbasis Web GIS juga diintegrasikan untuk memantau progres dan mendapatkan elevasi secara lebih cepat, serta memastikan pelaksanaan pembangunan yang sesuai dengan perencanaan.
“Kemajuan progres yang terus berjalan dan berbagai inovasi teknologi yang diterapkan, Hutama Karya optimis pembangunan ini dapat berjalan secara efisien dan sesuai dengan standar keselamatan,” kata Adjib Al Hakim, EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya.
Hutama Karya juga telah menerapkan aspek Environment, Social, Governance (ESG) pada pembangunan kedua jalan tol ini.
Yakni melalui penyusunan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) yang rutin dilakukan selama proses konstruksi.
Lalu dari aspek sosial, Hutama Karya melibatkan masyarakat lokal melalui rekrutmen tenaga kerja, penggunaan quarry berizin di sekitar lokasi proyek, dan pemberdayaan aparatur sekitar
Mendukung Pertumbuhan UMKM
Diproyeksikan bahwa pembangunan jalan tol ini akan bermanfaat ganda terhadap peningkatan aksesibilitas dan percepatan pertumbuhan ekonomi di wilayah-wilayah yang dilalui jalan tol.
Jika tersambung penuh, kehadiran jalan bebas hambatan Jalan Tol Betung (Sp. Sekayu) – Tempino – Jambi (171 km) akan memangkas waktu tempuh secara signifikan.
Dari yang sebelumnya memakan waktu hingga 5 – 6 jam menjadi sekitar 2 – 2,5 jam saja.
Untuk itu, penyelesaian jalan tol ini tentunya sangat diharapkan dapat memperlancar pergerakan barang dan jasa antar provinsi.
Juga dinilai mampu mendukung pertumbuhan UMKM melalui pengembangan Rest Area yang akan dibangun di sepanjang jalan tol.
Bakal Miliki Rest Area Tipe A
Segmen ini ke depannya juga akan menjadi salah satu tol yang megah. Pasalnya, Jalan Tol Tempino Simpang Ness ini akan dibangun satu pasang rest area Tipe A.
Adapun rest area tersebut akan dibangun di sekitar STA 158 tepatnya di Desa Sungai Bertam dengan luas mencapai enam hektare.
Nantinya, Tempat, Istirahat dan Pelayanan (TIP) ini akan dilengkapi dengan sejumlah fasilitas, di anatarnya seperti SPBU, tempat makan, toilet dan area parkir luas.
Pembangunan rest area ini juga akan menjadi kian istimewa mengingat seksi Bayung Lencir – Tempino belum memiliki fasilitas seperti ini.
Discussion about this post