ADANU – Hasil survei Charta Politika yang memenangkan pasangan Dillah-MT dalam Pilkada Kabupaten Tanjung Jabung Timur menjadi tanda tanya besar, Kredibilitas dan independensi lembaga survei itu dipertanyakan.
Mengapa tidak calon wakil bupati Tanjab Timur Muslimin Tanja disenyalir memiliki hubungan erat dengan Charta Politika.
Penelusuran menunjukkan bahwa, Muslimin Tanja merupakan bagian dari keluarga besar Charta Politika di masa lalu.
Dia juga pernah menjabat sebagai Direktur Riset Charta Politika sebelum akhirnya meninggalkan lembaga tersebut.
Fakta ini membuka potensi konflik kepentingan yang signifikan, mengingat posisi Muslimin Tanja saat ini sebagai kandidat dalam kontestasi politik yang sama.
“Ini jelas menimbulkan konflik kepentingan yang sulit diabaikan. Kedekatan Muslimin Tanja dengan Charta Politika dapat memengaruhi independensi survei tersebut. Jika fakta ini tidak diungkapkan secara transparan, maka kredibilitas hasil survei akan terus diragukan,”Abdul muin, seorang pegiat demokrasi di Tanjab Timur.
Publik mempertanyakan mengapa lembaga surve itu tidak mengungkap secara terbuka bahwa salah satu calon yang diunggulkan dalam surveinya memiliki hubungan historis dengan lembaga tersebut.
Transparansi semacam ini dianggap penting untuk mencegah asumsi liar yang dapat merusak kepercayaan terhadap lembaga survei.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak yang bersangkutan belum memberikan tanggapan resmi terkait isu ini.
Namun, polemik ini menjadi peringatan penting bagi lembaga survei untuk menjaga integritas dan transparansi, terutama dalam kontestasi politik yang melibatkan figur dengan kedekatan historis terhadap lembaga tersebut.
Kasus ini menegaskan pentingnya independensi lembaga survei dalam menjaga kepercayaan publik.
Jika tidak ditangani dengan baik, kontroversi semacam ini dapat merusak kredibilitas lembaga survei dan mencederai proses demokrasi yang sehat.
Discussion about this post